Hari ini adalah hari tanpa tembakau sedunia, menurut saya ini adalah sebuah simbol keprihatinan banyak kalangan akan bahaya tembakau pada rokok yang mengancam banyak orang di dunia. Di negara maju seperti USA, telah dibuat sebuah regulasi yang sangat ketat terhadap Industri Rokok untuk menurunkan jumlah perokok di sana mulai dari aturan umur pembeli rokok yang ketat, terbatasnya ruang merokok, hingga harga rokok yang dibanderol mahal sehingga membuat warganya berfikir dua kali untuk membelanjakan uangnya untuk rokok. Oleh karena itulah Industri Rokok disana kehilangan pasar potensialnya kemudian mencari pangsa pasar baru di Negara-negara miskin-berkembang dimana regulasinya tidak ketat atau bisa dipermainkan. Yak benar! Indonesia termasuk salah satu negara jajahan Industri Rokok. Bagaimana tidak sedih ketika membaca berita bahwa di keluarga miskin biaya membeli rokok adalah terbesar kedua setelah beras, bahkan berdasarkan health.kompas.com dinyatakan bahwa belanja bulanan rokok pada keluarga
miskin tahun 2006 saja setara dengan 15 kali biaya pendidikan dan sembilan
kali biaya kesehatan. Bukankah sebaiknya uang yang mereka cari dengan susah payah itu bisa dibelanjakan kebutuhan lain yang lebih penting bagi keluarganya? yang lebih menyedihkan adalah jumlah perokok di usia muda yang semakin lama semakin bertambah!
Mungkin banyak yang belum menyadari bahwa target Idustri Rokok yang terbesar adalah Remaja, mereka adalah sasaran empuk untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang. Mengapa? kita semua tau bahwa rokok mengandung Nikotin yang merupakan zat adiktif yang membuat perokok menjadi ketergantungan dan merasa tidak nyaman tanpa rokok. Maka logikanya ketika mulai menjadi perokok aktif saat remaja, anda akan ketergantungan dan akan terus membeli Rokok sampai anda tua dan meninggal (Jika tidak berusaha berhenti). Itulah yang akan membuat Industri Rokok kaya raya di Negara miskin. Apalagi regulasi tentang tembakau di negara ini sangatlah aneh, seperti pernah terjadi hilangnya Ayat (2) Pasal 113 tentang tembakau sebagai zat adiktif, dll.
Menghilangkan kebiasaan merokok bukan perkara mudah, terutama pada wanita yang dianggap lebih sulit berhenti merokok tapi buka berarti tidak bisa dihentikan. Saya sendiri pernah menjadi seorang perokok, bahkan ketika saya menghisap rokok saya dengan sadar mengetahui bahwa ada bahaya yang sedang mengintai tubuh saya sendiri. Namun saya sangat tidak ingin melihat anak-anak saya nantinya menjadi perokok, itu lah yang menjadi motivasi saya untuk memutuskan tidak lagi merokok dan saya berhasil. Apalagi setelah tau tentang kebusukan Industri Rokok itu sendiri. Sering juga dibahas dan diperdebatkan apakah rokok itu Halal atau Haram, sebagai muslim saya hanya berpegang pada ayat berikut :