Di bawah pohon Ulin siang ini terlihat ramai, binatang yang hadir sedang seru-serunya membahas Manusia yang selalu mengejar dan merampas apa saja dari mereka.
"Populasi kami semakin sedikit!" teriak Badak dan Gajah bersamaan.
"Mereka mencabut Cula kami!" lanjut Badak.
"Kami di tembaki hingga setengah mati, setelahnya Gading kami juga di cabutnya!" timpal Gajah.
"Mereka memukuli kami," Monyet menangis,"Di bawah terik Matahari kami mereka paksa menari-nari, memakai topeng, naik Egrang dan sebentuk Motor yang mereka buat dari kayu, mereka menarik-narik rantai di leher kami agar kami punguti kertas dan koin yang dilemparkan dari atas kendaraan, jika kami lelah, mereka memberi kami obat penambah tenaga yang seharusnya hanya untuk manusia."
Selanjutnya giliran Cendrawasih yang berbicara.
"Mereka mengambil bulu kami yang indah, mereka jadikan hiasan di rumah-rumah, tinggal sedikit dari kami yang tersisa, andai mereka paham bahasa kami, tentu kami akan sampaikan jikala kami lebih suka menghiasi Nusantara ini ketimbang dinding-dinding rumah mereka," Cendrawasih diam sejenak, "Di perjalananku ke sini tadi aku melihat Hiu terdampar di Pantai, sirip-siripnya tak lagi melekat di badannya, Hiu terisak dan mengatakan padaku bahwa Manusia akan mendapatkan uang banyak dengan membuat Siripnya menjadi Sup,"
Cendrawasih terus melanjutkan ceritanya,
"Populasi kami semakin sedikit!" teriak Badak dan Gajah bersamaan.
"Mereka mencabut Cula kami!" lanjut Badak.
"Kami di tembaki hingga setengah mati, setelahnya Gading kami juga di cabutnya!" timpal Gajah.
"Mereka memukuli kami," Monyet menangis,"Di bawah terik Matahari kami mereka paksa menari-nari, memakai topeng, naik Egrang dan sebentuk Motor yang mereka buat dari kayu, mereka menarik-narik rantai di leher kami agar kami punguti kertas dan koin yang dilemparkan dari atas kendaraan, jika kami lelah, mereka memberi kami obat penambah tenaga yang seharusnya hanya untuk manusia."
Selanjutnya giliran Cendrawasih yang berbicara.
"Mereka mengambil bulu kami yang indah, mereka jadikan hiasan di rumah-rumah, tinggal sedikit dari kami yang tersisa, andai mereka paham bahasa kami, tentu kami akan sampaikan jikala kami lebih suka menghiasi Nusantara ini ketimbang dinding-dinding rumah mereka," Cendrawasih diam sejenak, "Di perjalananku ke sini tadi aku melihat Hiu terdampar di Pantai, sirip-siripnya tak lagi melekat di badannya, Hiu terisak dan mengatakan padaku bahwa Manusia akan mendapatkan uang banyak dengan membuat Siripnya menjadi Sup,"
Cendrawasih terus melanjutkan ceritanya,