29 June 2014

Ramadhan yang Lengkap

Bulan Ramadhan memang selalu spesial untuk kita semua, sebab di bulan yang indah ini kita diberi kesempatan untuk memperoleh amal kebaikan berlipat ganda dari bulan-bulan lainnya. Bukan hanya soal menahan lapar dari waktu Imsyak hingga Adzan magrib berkumandang, tapi juga tentang memperbaiki diri dan meningkatkan intensitas perbuatan baik, tentang menilik kebelakang untuk mengoreksi kesalahan yang pernah kita perbuat untuk segera diperbaiki. Ada yang berpendapat bahwa menahan nafsu untuk tidak makan itu mudah, yang sulit itu menahan nafsu lain yang kadang tanpa kita sadari telah melekat pada perilaku kita sehari-hari. Itulah sebabnya Ramadhan juga dianggap sebagai bulan berlatih, berlatih mengendalikan diri dari nafsu pribadi yang tercermin dari dalam sifat Ego, Rakus/Tidak mau berbagi, Dengki dan lain-lain.

Bagi Jovi, Seorang anak muda yang mencoba hidup mandiri di perantauan, datangnya Ramadhan juga merupakan pertanda bahwa tak lama lagi ia akan pulang sejenak ke kampung halaman untuk bertemu dengan keluarga yang lama tak dijumpanya. Ia harus mulai mempersiapkan segalanya untuk Mudik, sebuah agenda rutin yang dilakukan banyak perantau pada akhir Ramadhan setiap tahunnya. Sebab bagi Jovi, kemenangan Ramadhan akan terasa lebih lengkap bila dirayakan bersama keluarga tercinta. Selamat menjalankan ibadah di bulan Ramadhan.

05 June 2014

Media Tidak Netral

Saya merasakan ada hal yang sama ketika melihat berita di media belakangan ini, mereka sama-sama banyak memberitakan tentang dua pasang kandidat Presiden dan Wakilnya yang akan bertarung pada Pilpres 9 Juli nanti. Pada momen pemilu seperti ini, peran media memang sangat vital untuk membangun dan menggiring opini publik tentang tokoh yang akan menjadi pemimpin tertinggi di Indonesia selanjutnya. Pengaruh media yang besar itu juga yang terkadang dijadikan senjata bagi kandidat untuk menjatuhkan lawannya, apalagi jika si pengusaha media itu sendiri terlibat langsung di Koalisi Politik.

Di Indonesia sendiri saya melihat ada dua Media Televisi yang menurut saya terkesan tidak netral dalam menyampaikan berita Pilpres 2014 dengan lebih menonjolkan kandidat tertentu, mungkin karna si pengusaha media tersebut kebetulan tergabung dalam koalisi politik yang bersebrangan satu sama lain. Kita sebagai masyarakat yang menjadi target utama media-media tidak netral tersebut seharusnya lebih kritis dan lebih pintar lagi memfitler berita-berita politik sehingga tidak terjebak dalam kampanye hitam atau kampanye negatif yang mereka coba tebarkan. Kita harus bisa menilai kandidat dengan seobjektif mungkin. Mempertimbangkan Visi-Misi yang mereka tawarkan untuk Indonesia ke depan agar tidak merasa salah pilih nantinnya. Mari jadi pemilih yang cerdas demi Indonesia tercinta!
Sandy Corat-coret! © 2012 | Created by Sandy A. | Powered by Blogger.com