Soal Selera Musik

Apa jadinya hidup tanpa ada musik y?

Hhmm..yang jelas gak ada acara pagi seperti Dahsyat atau Inbox di Tv. Dan Steve Jobs gak kan pernah terinspirasi untuk ngebuat iPod. Gue rasa banyak orang suka musik dan bermain musik. Seperti kata bang Roma di salah satu lirik lagunya. dimana - mana diatas dunia banyak orang bermain musik.hehe. Gue juga salah satu orang yang suka musik, banyak jenis musik yang gue suka. Tapi gue merasa adalah salah satu orang yang sangat moody soal musik. Beberapa tahun yang lalu gue seneng banget sama musik Punk, hampir tiap pagi hari-hari gue dimulai dengan playlists dari Rancid, Blink182, Endank Soekamti, SID , Netral dan Band sejenisnya. Beberapa tahun kemudian playlists isinya lagu-lagu Eminem, 50Cent dan lainnya. Selanjutnya Pop, Bossanova, Metal, Jazz kembali lagi ke Hip-Hop dan seterusnya. Berubah-ubah. Mungkin karena dasarnya gue termasuk manusia moody kali ya.

Belakangan playlists yang sering gue puter adalah White Shoes & The Couples Company dan King of Convenience. Sebenernya gue dah lama suka sama kualitas musik mereka. Tapi kenapa baru belakangan ini gue sering puter y? Hmm...entahlah, kuping lagi suka aja dengernya. hehe. Tapi gue juga gak tau kenapa gue gak suka dengan musik dari band-band Indonesia yang lahir belakangan ini. Musiknya terlalu komersil dan liriknya juga gak Puitis (pendapat gue aja). Beda sama band Indonesia terdahulu kaya SO7, Dewa 19, Padi, Jikustik, Flanela, dll.

What? Pendapat gue soal fenomena Boy/Girl band di Indonesia?

Yaaa begitulah...cuma sesuatu yang kebetulan lagi laku (setelah Melayu Band) aja. Tampang adalah modal utama, menari seadanya dan lipsync juga gapapa.Hohoho. Mereka hanya eksis buat media seperti acara musik pagi di Tv, gak akan mempengaruhi industri musik Indonesia secara keseluruhan. Sebab bisa dilihat, dari penggemar mereka kebanyakan ABG yang cenderung ikut-ikutan aja, bahkan ada kemungkina mereka adalah PSK alias Penonton Studio Komersil yang dibayar supaya acara Tv kliatan rame aja, artinya mereka adalah penggemar bayaran.hehe. Apalagi kebanyakan dari mereka (boy/girl band) cuma ngeluarin single, gak punya album. Jadi bisa dibayangkan apa jadinya mereka 3 tahun ke depan (setelah pasar musik Indonesia berubah lagi) jika tidak meninggalkan Album sebagai suatu jejak eksistensi di dunia musik. Beda dengan di Korea yang memang boy/girlband disana sangat berpengaruh.

Balik lagi soal selera musik gue yang cenderung moody. Mungkin ini juga terjadi sama kalian, suka dengan banyak jenis musik tapi berubah-ubah soal jenis musik apa yang sedang kalian suka dari waktu ke waktu atau mungkin diantara kalian sekarang ada yang lagi suka sama Boyband/Girlband ala korea di Indonesia? gak masalah juga sih...sebab musik adalah soal selera, dan selera adalah salah satu hal yang tidak bisa diperdebatkan, dan yang diatas itu cuma pendapat dari gue aja.

Baiklah sekarang saya mau mendayu-dayu dengan White Shoes & The Couples Company lagi...bye..bye..