15 October 2014

Mengulang Pertemuan

Kira-kira ada berapa banyak orang yang setiap harinya mengulang pertemuan ya?

Pertanyaan itulah yang tiba-tiba muncul di benak saya. Pernahkah kamu bayangkan berapa banyak Orang yang setiap harinya bertemu kembali dengan orang yang sama? Bertemu setiap hari di Kantor dengan rekan-rekan kerja, Berpisah saat selesai jam kantor dan kembali bertemu keesokan paginya, atau secara rutin bertemu dengan teman-teman dan dosen di Kampus. Bertemu setiap hari dengan kekasih atau keluarga di rumah.

Kadang rutinitas membuat kita seringkali mengulang pertemuan dengan orang yang sama. Begitu juga dengan saya, Saat weekdays selalu bertemu dengan rekan-rekan kerja di Kantor, Kemudian setiap weekend bertemu dengan teman-teman di Kampus. Saya menikmati rutinitas tersebut, Ada kalanya juga bosan. Pasti menyenangkan ketika sesekali keluar dari lingkaran dan bertemu dengan teman baru atau teman yang lama tidak bertemu. Bagaimana dengan kamu? Berapa banyak mengulang pertemuan? Hehe

16 August 2014

Lebih Penting Kualitas Belajarnya, Bukan Lama Belajarnya.

Belakangan banyak diberitakan tentang wacana pemerintah untuk menambah waktu belajar di sekolah, alasannya tentu untuk memajukan kualitas pendidikan. Banyak pro dan kontra  dari berbagai pihak dalam menanggapi hal ini, ada yang setuju dan ada pula yang beropini jika menambah waktu belajar di sekolah akan membebani Pelajar saja.

Saya pribadi setuju dengan pendapat yang kedua, Menurut saya menambah waktu belajar bukanlah solusi terbaik sebab Pelajar hanya akan merasa jenuh dan konsentrasi berkurang dalam menangkap pelajaran yang disampaikan. Coba saja ingat kembali ketika di Sekolah dulu, kebanyakan dari kita pasti mulai merasa ngantuk dan konsentrasi menurun ketika sehabis Istirahat makan siang yang berakibat menurunnya kemampuan dalam menangkap penjelasan Guru di depan kelas, apalagi jika sang Guru tidak bisa menghidupkan suasana belajar menjadi lebih menyenangkan.

Guru, merupakan tenaga pengajar yang memiliki peran  sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Menurut saya setiap guru harus memiliki dedikasi terhadap perannya, sehingga tidak ada lagi yang sekedar masuk kelas dan menjadi penceramah yang menakuti murid dengan berbagai hukuman.

Pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan harus lebih memperhatikan kualitas tenaga pengajar di Indonesia. Pemerintah harus membuat sistem yang baik untuk meningkatkan kemampuan guru di dalam kelas, tidak hanya kemampuan akademis tapi juga kemampuan membangun koneksi dengan murid sehingga suasana belajar di kelas menjadi menyenangkan. Guru juga harus terlibat di dalam kelas secara utuh dan mendorong murid memiliki daya inovatif, berani melakukan terobosan sebagai Problem Solver.

Memperbanyak praktikum juga akan membangun kualitas murid, sebab melalui pengalaman praktik seperti ekperimen fisika, membuat karya seni dan memngerjakan proyek secara berkelompok murid akan lebih memahami apa yang disampaikan oleh Guru dan juga melatih kerjasama tim. Menurut saya meningkatkan kualitas di kelas seperti itu akan lebih efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, sebab suasana belajar akan lebih menyenangkan sehingga murid akan lebih mudah menyerap pelajaran ketimbang menambah waktu belajar yang justru (menurut saya) akan membuat murid merasa terbebani. Kalo pendapat kalian bagaimana?

29 June 2014

Ramadhan yang Lengkap

Bulan Ramadhan memang selalu spesial untuk kita semua, sebab di bulan yang indah ini kita diberi kesempatan untuk memperoleh amal kebaikan berlipat ganda dari bulan-bulan lainnya. Bukan hanya soal menahan lapar dari waktu Imsyak hingga Adzan magrib berkumandang, tapi juga tentang memperbaiki diri dan meningkatkan intensitas perbuatan baik, tentang menilik kebelakang untuk mengoreksi kesalahan yang pernah kita perbuat untuk segera diperbaiki. Ada yang berpendapat bahwa menahan nafsu untuk tidak makan itu mudah, yang sulit itu menahan nafsu lain yang kadang tanpa kita sadari telah melekat pada perilaku kita sehari-hari. Itulah sebabnya Ramadhan juga dianggap sebagai bulan berlatih, berlatih mengendalikan diri dari nafsu pribadi yang tercermin dari dalam sifat Ego, Rakus/Tidak mau berbagi, Dengki dan lain-lain.

Bagi Jovi, Seorang anak muda yang mencoba hidup mandiri di perantauan, datangnya Ramadhan juga merupakan pertanda bahwa tak lama lagi ia akan pulang sejenak ke kampung halaman untuk bertemu dengan keluarga yang lama tak dijumpanya. Ia harus mulai mempersiapkan segalanya untuk Mudik, sebuah agenda rutin yang dilakukan banyak perantau pada akhir Ramadhan setiap tahunnya. Sebab bagi Jovi, kemenangan Ramadhan akan terasa lebih lengkap bila dirayakan bersama keluarga tercinta. Selamat menjalankan ibadah di bulan Ramadhan.

05 June 2014

Media Tidak Netral

Saya merasakan ada hal yang sama ketika melihat berita di media belakangan ini, mereka sama-sama banyak memberitakan tentang dua pasang kandidat Presiden dan Wakilnya yang akan bertarung pada Pilpres 9 Juli nanti. Pada momen pemilu seperti ini, peran media memang sangat vital untuk membangun dan menggiring opini publik tentang tokoh yang akan menjadi pemimpin tertinggi di Indonesia selanjutnya. Pengaruh media yang besar itu juga yang terkadang dijadikan senjata bagi kandidat untuk menjatuhkan lawannya, apalagi jika si pengusaha media itu sendiri terlibat langsung di Koalisi Politik.

Di Indonesia sendiri saya melihat ada dua Media Televisi yang menurut saya terkesan tidak netral dalam menyampaikan berita Pilpres 2014 dengan lebih menonjolkan kandidat tertentu, mungkin karna si pengusaha media tersebut kebetulan tergabung dalam koalisi politik yang bersebrangan satu sama lain. Kita sebagai masyarakat yang menjadi target utama media-media tidak netral tersebut seharusnya lebih kritis dan lebih pintar lagi memfitler berita-berita politik sehingga tidak terjebak dalam kampanye hitam atau kampanye negatif yang mereka coba tebarkan. Kita harus bisa menilai kandidat dengan seobjektif mungkin. Mempertimbangkan Visi-Misi yang mereka tawarkan untuk Indonesia ke depan agar tidak merasa salah pilih nantinnya. Mari jadi pemilih yang cerdas demi Indonesia tercinta!

01 January 2014

2014, Lebih Baik!

Tahun 2013 baru saja berlalu, harapan agar tahun 2014 lebih baik dari tahun sebelumnya tentu terucap oleh banyak orang, mungkin juga sembari menikmati indahnya pesta Kembang Api menjelang pergantian tahun. Semoga tahun 2014 lebih baik dari tahun 2013. Menjadi lebih baik itu sangat mudah dilisankan, namun pada kenyataannya tidak semudah itu dipraktikan bukan?

Menjadi lebih baik pasti keinginan setiap orang, Namun sepertinya hanya beberapa yang berhasil mewujudkan atau setidaknya melakukan hal-hal yang bisa membuatnya lebih baik. Sebelumnya saya juga menggampangkan hal itu, kemudian mengerti ternyata untuk menjadi lebih baik tergantung seberapa kuat komitmen untuk berusaha mempelajari, memahami dan berprilaku lebih baik dari sebelumnya.

Ya, Komitmen memang sesuatu yang sulit untuk tidak dilanggar. Tapi Pebisnis yang sukses, Penulis yang hebat, dan Orang-orang sukses di Dunia ini merupakan pribadi-pribadi yang berkomitmen tinggi terhadap bidang yang ditekuninya bukan? Saya yakin kesuksesan mereka saat ini juga diawali dengan adanya keinginan menjadi lebih baik. Pertanyaanya apakah kita mampu  berkomitmen dan berhasil menjadikan diri ini lebih baik dari sebelumnya persis seperti harapan yang terucap saat pergantian tahun semalam? Let's Do It!
Sandy Corat-coret! © 2012 | Created by Sandy A. | Powered by Blogger.com